Tahun adalah waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi
Matahari sebanyak satu kali. Tapi lamanya satu tahun di tiap planet
berbeda karena tiap planet membutuhkan waktu yang berbeda untuk
mengelilingi Matahari. Satu tahun di Saturnus jauh lebih lama dibanding
satu tahun di Bumi. Ketika Saturnus menyelesaikan satu putarannya pada
Matahari, maka itu sama dengan 30 tahun di Bumi.
Astronom juga mengetahui kalau setahun sekali dalam 1 tahun Saturnus –
atau 30 tahun sekali berdasarkan waktu Bumi, badai besar terjadi di
atmosfer Saturnus yang biasanya tenang. Astronom Leigh Fletcher dari
Universitas Oxford, Inggris, adalah salah satu astronom yang mempelajari
badai di Saturnus semenjak pertama kali terlihat bulan Desember lalu.
Badai tersebut merupakan satu dari enam badai di Saturnus yang sudah
diamati oleh pengamat dari Bumi. Tapi apa yang membuat badai ini
spesial? Ini tentunya karena badai yang terjadi bulan Desember lalu bisa
dilihat dari dekat oleh mata-mata kita di Saturnus. Nama mata-mata itu
adalah wahana ruang angkasa Cassini yang sedang meneliti Saturnus dari
dekat, dan pada saat badai terjadi ia berada di tempat yang pas untuk
melihat fenomena langka itu. Cassini kemudian memotret dan mengirimkan
foto-fotonya ke Bumi untuk dipelajari oleh para astrnonom. Selain
dilihat oleh Cassini, badai di Saturnus itu juga diamati dengan teleskop
di Bumi yakni Very Large Telescope.
Astronom Leigh Fletcher berkata, “badai tersebut menciptakan letusan
awan terang raksasa yang dasyat dan kompleks”. Tak hanya itu, badai juga
menyebabkan sebagian area pada awan Saturnus menjadi lebih panas dari
keadaan biasanya. Dan ini sesuatu yang belum pernah dilihat astronom
sebelumnya.
Fakta penting : Saturnus adalah planet kedua
terbesar di Tata Surya, tapi Saturnus juga sangat ringan sehingga bisa
mengambang di air jika kita bisa menemukan sebuah kolam air besar yang
bisa menampung planet ini.
Sumber : Space Scoop / Universe Awareness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar